Rabu, 27 Juni 2012

PELAJARAN - 16 METERAI KETIGA DAN KEEMPAT DALAM WAHYU 6


METERAI KETIGA DAN KEEMPAT

DALAM WAHYU 6
(Pelajaran-16)


Meterai  ketiga,  Wahyu  6:5 "Seekor kuda hitam  dan  orang  yang menungganginya  memegang  sebuah timbangan".  Kalau  warna  putih melambangkan  kemenangan  dan kesucian, maka  warna  hitam dapat diartikan  kekalahan  dan  kenajisan  iman.  Timbangan   biasanya dipakai untuk menimbang.
Lambang  ini menunjukkan kondisi kerohanian gereja sesudah  agama Kristen  dilegaliser  pada abad yang keempat, ketika  negara  dan gereja dipersatukan. Pada saat itu kebanyakan acara gereja  telah diisi dengan perkara-perkara sekuler.

Juga  timbangan ini dapat mengartikan ketidakberesan  bahan-bahan kebutuhan  pokok untuk kehidupan. Tidak lama  sesudah  kemenangan oleh  kuda putih dengan penunggangnya, menyusul penumpahan  darah besar-besaran  yaitu penganiayaan dilambangkan oleh meterai  yang kedua,  maka kini yang ketiga bahkan lebih mengerikan yaitu  bala kelaparan.   Secupak gandum sedinar artinya orang  bekerja  keras untuk  sesuap  nasi. Menunjukkan masa kepicikan.  Sedinar  adalah gaji pekerja pada zaman Romawi untuk sehari dan tidak cukup untuk sipekerja  dan  keluarga.  Jelai lebih murah  dari  pada  gandum, menjadi  makanan  orang  miskin  dan  sebenarnya  untuk   makanan binatang, "Yohanes 6:9". Jangan rusakkan minyak dan anggur karena mahalnya  gandum  dan jelai. Minyak dan anggur  ini  melambangkan iman dan kasih. Jadi biar mahal barang dan kebutuhan tetapi  iman dan  kasih  tidak  boleh rusak. Banyak kali iman  dan  kasih  ini lenyap  oleh  karena orang mementingkan materi. Dan  ini  terjadi ketika  gereja  dilegaliser pada abad yang keempat.  Tetapi  pada zaman itu gereja tidak kehilangan kasih dan imannya !

Meterai keempat, Wahyu 6:8 "Seekor kuda hijau kuning, orang  yang menungganginya  bernama  Maut dan  kerajaan  maut  mengikutinya". Dalam terjemahan lama Alkitab disebutkan kuda kelabu. Ini  adalah warna  yang  menunjukkan ketakutan dan kematian.  Tampaknya  kuda dapat diartikan dengan zaman dan kondisi gereja. Pada zaman  kuda hijau kuning atau kelabu ini zaman kepicikan bagi gereja mencapai puncak ketakutan.

Maut, sudah tentu ini mengartikan bahwa kematian terjadi  dimana-mana   karena  Kerajaan  maut  menunjukkan  tempat  orang   mati. Seperempat dari  bumi--menunjukkan wilayah yang luas dibumi ini.
Pedang, kelaparan dan sampar dapat diartikan dengan  perkembangan yang  pesat  mengenai  kemerosotan peradaban  yang  diikuti  oleh peperangan. Penggunaan pedang membunuh manusia dan  menghancurkan tanaman  serta tumbuh-tumbuhan menyebabkan  kelaparan,  sedangkan kelaparan  itu menghancurkan kesehatan, dan  hancurnya  kesehatan mengakibatkan  wabah  penyakit sehingga dengan  demikian  manusia menjadi  lemah,  tidak  dapat melindungi  diri  sendiri  terhadap serangan  binatang  buas. Bilamana dikenakan  kepada  suatu  masa khusus  dalam  sejarah  Kristen,  maka  kuda  yang  keempat   dan pengendaranya  tampaknya menonjolkan suatu situasi yang  sifatnya adalah  masa  yang menunjukan waktu tahun  538-1517.  Tahun  1517 adalah permulaan Reformasi.
    
Maut--menunjukkan  kematian  dimana-mana.  Kegiatan  gereja pada zaman  ini sudah diselewengkan. Kerohanian gereja  Kristen  boleh dikatakan  mati. Kelaparan akan firman Allah, karena  firman  itu oleh kekuasaan gereja yang melawan dimusnahkan. Umat  Allah yang setia banyak sekali yang tewas dibunuh. Dalam sejarah gereja ini adalah zaman kegelapan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.